Selayar-Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Dr Setiawan Aswad memuji semangat belajar siswa di SMA Negeri 9 Selayar.
Betapa tidak, kendati berada di daerah terpencil dan penuh keterbatasan sarana prasarana pendidikan, siswa SMAN 9 Selayar tetap belajar dan memiliki tekad untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
Setiawan Aswad yang melakukan kunjungan kerja untuk melihat bagaimana proses pembelajaran dan sarana prasarana pendidikan di Kabupaten Kepulauan Selayar, khususnya di SMAN 9 Selayar memberi apresiasi khusus.
Tiba di SMAN 9 Selayar sekitar pukul 09.00 Wita setelah perjalanan menanjak dan berliku, Setiawan Aswad yang didampingi Ketua Dharma Wanita Persatuan Disdik Sulsel, Ny. Sri Astuti T Setiawan, Kasubag Tata Usaha UPT PTIKP Dr Andi Fachruddin, S.STP., M. AP mengaku senang dan gembira bisa menikmati alam yang sejuk, udara yang bersih dan pemandangan indah.
“Dari sini kita bisa melihat Kota Benteng yang membentang sepanjang pantai yang berbatasan langsung dengan Laut Flores dan Selat Makassar,” ujar Kepala SMAN 9 Selayar, Andi Muhlis, S.Pd.
Selama di SMAN 9 Selayar, Setiawan Aswad memasuki beberapa ruang kelas dan menyapa siswa dengan pernyataan-pernyataan motivasi untuk maju.
“Jangan pernah menganggap dirinya tertinggal jauh dibanding dengan orang-ornag yang ada di kota,” ujar Setiawan Aswad.
Sebab menurutnya, tidak sedikit orang sukses justru berasal dari daerah terpencil dan daerah yang memiliki keterbatasan sarana prasarana. Ia mencontohkan Tenri Abeng yang berasal dari salah satu Kepulauan di Selayar atau Habibie yang mendunia karena rajin belajar.
Habibie itu, kata Setiawan Aswad, kelahiran Parepare yang sejak kecil rajin membaca. Saking rajinnya, ia sering ngumpet di perpustakaan keluarga karena takut dimarahi ibunya.
Ia dimarahi karena Habibie keranjingan membaca, lupa bermain. Ibunya takut kalau anaknya kelak mengalami kelainan mental.
Menurut alumni SMAN 2 Makassar ini, kalau Habibie sudah masuk perpustakaan dan membaca, ia merasa bisa melanglang buana lewat buku atau bacaan.
“Siapa yang selalu masuk perpustakaan untuk membaca?” Tanya Setiawan Aswad.
Hampir semua siswa yang baru saja usai belajar matematika via smart school ragu-ragu mengacungkan tangan. Boleh jadi malu-malu, takut atau bisa jadi memang tak pernah manfaatkan perpustakaan.
Tapi seorang siswa yang duduk pojok belakang mengacungkan tangan. Namanya Rivai Syafrullah.
Kepada Kadisdik Sulsel, Rivai mengaku hampir setiap hari masuk perpustakaan untuk membaca. Bacaan yang paling disukai adalah berkaitan dengan kimia, sesuai jurusan minatnya.
Ditanya soal dimana akan melanjutkan studinya kelak. Rivai Syafrullah dengan mantap menjawab, akan melanjutnya ke Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI).
“Keren…,” ucap Setiawan Aswad.
Saya yakin, lanjut Setiawan, Nanda Rivai ini pasti sudah banyak informasi yang diperoleh di perpustakaan. Termasuk mungkin tentang Unhan RI. Iya Khan Nanda Rivai.
Jadi, kata Setiawan, sekarang belajar tidak terbatas di dalam kelas saja, tidak saja dari guru. “Belajar itu bisa di perpustakaan, bisa lewat HP. Makanya kita buatkan smart school,” tutur Setiawan Aswad.
Program Smart School adalah satu standar, satu guru, satu Sulsel. Dalam program itu, menghadirkan sistem pembelajaran hybrid. Melalui pendekatan digital, kualitas dan mutu yang diterima siswa/siswi SMA se-Sulsel seragam,” jelas Setiawan Aswad.
Program ini diinisiasi langsung oleh Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman untuk mendorong pembangunan sumber daya manusia (SDM) secara merata di Sulsel.
Ia mengharapkan dengan Smart School ini, kualitas pendidikan di Sulsel akan merata. Tidak ada bedanya pendidikan di Makassar dengan yang ada di daerah lain termasuk di SMAN 9 Selayar ini, kata Setiawan Aswad.
Semangat belajar siswa SMAN 9 Selayar lewat smart school diakui Setiawan Aswad tergolong tinggi. Namun disayangkan karena jaringan internetnya masih timbul tenggelam.
Padahal pihak sekolah sudah menyiapkan tablet untuk pembelajaran Smart school. “Kami memiliki 50 tablet untuk dipakai siswa,” ujar Andi Muhlis.# muasri