RSUD Bantaeng Sudah Terapkan Metode ERACS, Proses Persalinan ala Nagita Slavina

Bantaeng-mitramediasiber. com— Artis papan atas, Nagita Slavina melahirkan putra keduanya dengan persalinan sesar. Dua jam setelah persalinan, Nagita sudah bisa duduk. Dalam 24 jam, kondisinya sudah pulih dan bisa pulang ke rumahnya.

Proses persalinan yang dijalani Nagita itu adalah metode ERACS. Metode ini membuat proses pemulihan pascamelahirkan lebih cepat dibandingkan proses sesar biasa.

Masyarakat Bantaeng kini sudah bisa menjalani proses persalinan dengan metode ERACS ala Nagita Slavina. Dokter spesialis obstetrics and gynecology (Obgyn) RSUD Prof Anwar Makkatutu, dr Yusri Linsangan memperkenalkan metode di RSUD Bantaeng, Sabtu, 15 Januari 2022. Melalui akun media sosialnya di youtube, @dryusri, instagram, @yusriiie dan facebook, Yusri Lisangan, dia menceritakan seperti apa metode ERACS tersebut.

Dia mengatakan, ERACS sendiri merupakan singkatan dari Enhanced Recovery After Caesarean Surgery. Di Sulsel, metode ini baru diterapkan di Makassar. “Selain Makassar, daerah lain belum ada yang menerapkan metode ERACS ini. Baru Bantaeng yang pertama menerapkannya,” kata dr Yusri kepada penulis.

Dia mengatakan, metode ini digunakan untuk mempercepat proses penyembuhan pasien sesar rawat jalan. Dengan begitu, pasien yang telah menjalani operasi bedah tak perlu perawatan di rumah sakit lebih lama.

“Teknik operasinya persis sama dengan operasi konvensional. Tetapi dengan metode ini,kita mempersingkat banyak hal. Minimal waktunya, minimal komplikasinya. Kita juga menggunakan obat anastesi yang minimal. Obat yang minimal dengan hasil yang maksimal,” jelas dr Yusri.

Dia juga menambahkan, pasien yang menjalani metode persalinan ERACS ini akan lebih cepat pulih dibanding dengan metode konvensional. Dia menyebut, dalam dua jam, pasien diperkirakan sudah bisa duduk dan minum. Kemudian, dalam enam jam, pasien juga sudah bisa jalan.

“Sehingga, kita perkirakan dalam 24 jam, pasien sudah bisa pulang ke rumahnya,” jelas dia.

Dia menambahkan, metode ERACS ini membutuhkan tim bedah yang lebih lengkap. Dia menyebut, tim ini terdiri dari dokter Obgyn, anastesi dan perawat khusus.

“Terutama perawat ruangan yang care terhadap pasien. Karena perawat ini yang akan bantu duduk dan berdiri serta melakukan kontrol gizi pasien,” jelas dia.

Direktur RSUD Prof Anwar Makkatutu Bantaeng, dr Sultan mengatakan, metode ini sebenarnya sudah digunakan di kota-kota besar yang ada di Indonesia. Artis sekelas Nagita Slavina bahkan sudah menjalani persalinan dengan metode ini.

“Ini temuan yang betul-betul bisa bermanfaat untuk masyarakat Bantaeng,” jelas dia.

Dia mengatakan, metode ini menandakan Bantang memiliki tenaga medis yang profesional dan selangkah lebih maju dibanding daerah lainnya. Dia berharap, ilmu ini bisa ditularkan ke dokter-dokter lainnya.

“Kita berharap dokter-dokter spesialis lainnya terus mengembangkan keilmuannya dan bisa ikut menularkan metode ini ke daerah lainnya,” jelas dia.

30 Menit di Ruang Operasi

Katherina Handayani Pohan adalah pasien pertama di Bantaeng yang menjalani persalinan dengan metode ERACS ini. Penulis berkesempatan menemui pasien ini di ruang perawatan di Lantai 5, RSUD Prof Anwar Makkatutu, Bantaeng, Minggu, 16 Januari 2022.

Katherina melahirkan anak laki-laki dengan nama kecil, Theo. Kondisinya sehat, dengan berat badan 3,1 kilogram.

“Proses operasinya cepat. Kemungkinan saya kurang dari 30 menit di dalam ruang operasi,” kata dia.

Dia mengaku dalam kondisi sehat saat diwawancarai penulis. Saat wawancara itu, diperkirakan sudah lebih dari 24 jam setelah operasi. Katherina juga sudah bersiap untuk rawat jalan.

“Kalau rasa nyeri bekas operasi memang masih ada sedikit. Tetapi secara umum, kondisi fisik saya sudah pulih,” jelas dia.

Suami Katherina, Boy Chandra Sitanggang mengaku senang melihat anak dan istrinya dalam kondisi sehat. Dia memberikan apresiasi terhadap tim dokter dan rumah sakit Prof Anwar Makkatutu, Bantaeng atas metode operasi yang sangat cepat ini.

“Proses pemulihannya memang sangat cepat jika dibandingkan yang konvensional,” jelas dia.(*)