BARRU —MITRAMEDIASIBER. COM-Ketua Program Studi (Prodi) Ilmu Falak Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Fatmawati menjadi salah satu narasumber pada Workshop Literasi Hari Santri Nasional yang dilaksanakan oleh Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darud Da’wah wal-Irsyad (DDI) Mangkoso Barru, Sabtu kemarin (23/10).
Dalam materinya, Fatmawati mengajak santri dan santriwati DDI Mangkoso untuk sering membaca dan menulis. Karena menurutnya hanya dengan membaca dan menulis, kita akan belajar memahami sebuah teks.
Apalagi menurut Fatmawati, Islam adalah agama anti kebodohan. Hal ini terlihat dari perintah pertama turun yaitu perintah untuk membaca yaitu iqra’ atau melakukan kegiatan literasi.
“Membaca dan menulis harus dibiasakan dan dijadikan kebutuhan primer. Karena dengan menulis, sesungguhnya kita sudah melakukan aktifitas membaca berulang-ulang,” kata Fatmawati.
Fatmawati yang juga alumni Pondok Pesantren DDI Mangkoso ini mengaku hal inilah yang sering ia lakukan ketika masih mondok di Pesantren tersebut. Dirinya menjelaskan bahwa, ketika dirinya masih jadi santri jika ada hal-hal yang perlu ia sampaikan, ia kadang tuangkan dalam tulisan puisi.
“Saya sejak nyantri, jika ada hal-hal yang perlu saya sampaikan, kadang saya lampiaskan melalui tulisan puisi. Pada waktu tertentu, puisi itu saya bacakan langsung di hadapan pimpinan pondok, para pembina, ustadz dan ustadzah dan para santri. Membaca tulisan sendiri itu sangat nyaman, karena ruhnya ketemu,” ungkapnya.
Olehnya Pembina Pramuka UIN Alauddin Makassar ini meminta seluruh santri/wati DDI Mangkoso untuk mulai terbiasa membaca dan menulis dari sekarang. Dirinya berharap santri Ponpes DDI Mangkoso bisa menuangkan hal yang disarankan dalam bentuk tulisan.
“Tulislah apa yang kamu jalani. Ketika senang, tulislah. Ketika sedih, tulislah dan ketika marah, tulislah. Star dari sekarang, komitmen menulis harus diimplementasikan. Kalau bukan kita, siapa lagi, kalau bukan sekarang, kapan lagi. Insya Allah, kita bisa,” tandasnya.
Fatmawati juga mengingatkan kepada para santri agar tuntas dalam membaca. Menurutnya hal itu penting agar bisa mendapatkan kesimpulan yang tepat dari sebuah teks.
“Kesalahfahaman dalam memahami teks, terkadang disebabkan oleh ketidaksempurnaan pembacaan kita. Itulah sebabnya Allah ingatkan pada wahyu pertama IQRA’ BISMIRABBIK Bacalah dengan nama Tuhanmu. Agar pembacaan teks maupun konteks terhadap sebuah obyek bacaan, senantiasa dibarengi dengan nama Allah.
Selain Fatmawati, turut hadir sebagai narasumber Sekjen Asosiasi Penpro Pusat dan Penerima Nugra Jasadharma Pustaloka dari Makassar, Bachtiar Adnan Kusuma dan Direktur Sekolah Islam Athirah, Syamril.
Herianto, dg rapi
Kabiro Gowa M. M